Jumat, 26 Desember 2014

kisah wali songo sunan ampel

kisah wali songo sunan ampel

kisah wali songo

asal usul sunan ampel

assalamualaiku warahmatullahi wabarakatu pada kesempatan kali ini ane akan mengexpose sebuah tulisan karya moh. noeryadi yang berjudul kisah wali songo. yang menceritakan asal usul, kehidupan tokoh dan ajaran ajarannya.

 kenalkah anda dengan daerah bukhara? bukhara ini terletak di samrqand. sejak dulu daerah yang disebut samarqand dikenal sebagai daerah islam yang menelorkan ulama ulama besar seperti sajana hadist terkenal yaiut imam bukhari yang mashur sebagai pewaris hadist sahih.
   si samarqand ini ada ulama besar yang bernama syekh jamalludin jumadil kubra, seorang ahlusunnah bermazhab syafi'i, beliau mempunyai seorang putra bernama ibrahim, karna berasal dari samarqand ibrahim kemudian mendapat tambahan samarqandi. orang jawa  sangat suqar mengucapkan samarqandi maka mereka hanya menyebutnya syekh ibrahim asmarakandi.

   syekh ibrahim asmarakandi ini diperintah oleh ayahnya  yaitu syekh jamaludin untuk berdakwah  ke negara-negara asia. perintah ini dilaksanakan dan kemudian beliau diambil menantu oleh raja cempa, dijodohkan dengan putri raja cempa yang bernama dewi candra wulan.
negri cempa ini menurut sebagian para ahli sejarah terletak di muangthai, dari perkawinannya dengan dewi candrawulan maka syekh ibrahim mendapat dua orang putra yaitu sayyid ali rahmatullah, dan sayyid almurtadho. sedangkan adik dewi candra wulan  yang bernama dewi dwarawati diperistri oleh prabu brawijaya majapahit. dengan demikian keduanya adalah keponakan raja majapahit dan tergolong putra bangsawan atau paangeran kerajaan. para pangeran atau bangsawan kerajaan pada masa itu mendapat gelar rahadian yang artinya tuanku, dalam proses selanjutnya  sebutan ini disingkat menjadi raden.
 raja majapahit sangat senang mendapat istri dari negri cempa  yang wajah dan kepribadiannya sangat memikat hat. sehingga istri-istri lainnya diceraikan, banyak yang diberikan kepada  adipatinya yang tersebar diselutuh nusantara. salah satu contoh adalah istrinya yang bernama dewi kian , seorang putri cina yang diberikan kepada adipati damar di palembang.
  ketika dewi kian diceraikan dan diberikan kepada ario damar  saat itu sedang hamil 3 bulan. ario damar tidak diperkenankan  menggauli putri cina itu sampai si cabang bai lahir ke duni. bayi dari dewi kian itulah yang nantinya menjadi raden haasan atau lebih dikenal dengan raden patah, salah seorang murid sunan ampel yang menjadi raja di demak bintoro.
  kerajaan majapahit setelah ditinggal mahapatih gajahmada dan prabu hayam wuruk mengalami kemunduran drastis .  kerajaan terpecah belah karna terjadinya perang saudara, dan para adipati banyak tak loyal lagi kepada keturrunan prabu hayam wuruk yaitu prabu brawijaya kerthabhumi.
  pajak dan upeti kerajaan tak nanyak yang sampai ke istana majapahit. lebih sering dinikmati oleh adipati itu sendiri, hal ini membuat prabu bersedih hati. lebih lebih llagi dengan adanya kebiasaan buruk para bangsawan  dan para pangeran  yang suka berpesta pora, main judi dan mabuk-mabukan. prabu brawijaya  sadar betul jika kebiasaan semacam itu  diteruskan maka negara akan menjadi lemah  dan jika negara sudah kehilangan kekuatan betapa mudahnya bagi musuh untuk menghancurkan maja pahit raya.
   
ratu dwarawati yaitu istri  prabu brawijaya  mengetahui kerisauan suaminya, dengan memberanikan diri dia mengajukan pendapat kepada suaminya. "saya mempunyai seorang keponakan yang ahli mendidik dalam hal mengatasi kemrosotan budi pekerti", kata ratu dwarawati.
  "betulkah ?"tanya sang prabu. "ya, namanya sayyid ali rahmatullah, putra dari kanda dewi candrawulan di negri cempa bila kanda berkenan saya akan meminta  ramanda prabu dicempa untuk mendatangkan  sayyid ali ke majapahit ini".
 "tentu saja aku akan merasa senang bila rama prabu dicempa bersedia mengirimkan sayyid ali rahmatullah ke maja pahit ini, kata raja brawijaya.


  kedatangan ke tanah jawa

  maka pada suatu hari  diberangkatkanlah utusan dari maja pahit ke negri cempa untuk meminta sayid ali rahmatullah datang ke maja pahit  kedatangan utusan majapahit ini disambut gembira oleh raja cempa , dan raja cempa tidak keberatan  melepas cucunya untuk meluaskan pengalaman.

  keberangkatan sayyid ali rahmatullah ke tanah jawa tidak sendirian ia ditemani oleh kakak dan ayahnnya. sebagai mana disebutkan di atas, ayah sayyid adalah syekh ibrahim asmaraqandi dan kakaknya bernama sayyid ali murtadho  diduga mereka tidak langsung kemaja pahit melainkan di tuban, tapi  di tuban tepatnya didesa gesikharjo, syekh maulana ibrahim asmarakandi jatuh sakit dan meningal dunia, beliau dimakamkan di desa tersebut  yang masih termasuk kecamatan palang desa tuban.
  sayyid murtadho kemudian meneruskan perjalanan, beliau berdakwah keliling di daerah nusa tenggara, madura dan sampai ke bima. disana beliau mendapat sebutan raja pandita bima, dan akhirnya berdakwah di gresik mendapat sebutan raden santri,  beliau wafat dan dimakamkan digresik. sayyid ali rahmatulllah mneruskan perjalanan  kemaja pahit menghadap prabu brawijaya sesuai dengan perintah ratu dwarawati.
  
kapal layar yang ditumpanginya mendarat dipelabuhan canggu, kedatangannya disambut dengan suka cita oleh prabu kertabumi. lebih lebih lagi ratu dwarawati bibinya sendiri, wanita itu memeluknya erat-erat seolah olah sedang memeluk kakaknya yang berada di istana kerajaan cempa. wajah keponakannya itu memang mirip dengan kakak perempuannya.
  "nanda rahmatullah, bersediakah engkau memberikan pelajaran atau mendidik kaum bangsawan dan rakyat majapahit agar mempunyai budi pekerti mulia ?" tanya sang prabu saat sang sayyid beristirahat melepas leleah. dengan sikapnya yang sopan tutur katanya yang halus  sayyid ali rahmatullah menjawab."dengan senang hati gusti prabu. saya akan berusaha sekuat-kuatnya  untuk mencurahkan kemampuan saya mendidik mereka."
"bagus!" sahut sang prabu. "bila demikian kau akan kuberi hadiah sebidang tanah berikut bangunannya di surabaya, disanalah kau akan mendidik para bangsawan dan pangeran majapahit agar berbudi pekerti mulia,"
  "terima saya haturkan gusti prabu," jawab sayyid ali rahmatullah disebutkan dalam literatur bahwa selanjutnya sayid ali rahmatullah menetap beberapa hari di istana kerajaan dan dijodohkan dengansalah satu putri raja majapahit yaitu dewi candrowati atau nyai ageng manila. dengan demikian  sayyid ali termasuk salah seorang pangeran kerajaan, semenjak itu ia dipanggil menjadi raden rahmat.

      desa ampeldenta
Selanjutnya, pada hari yang telah ditentukan berangkatlah rombongan Raden Rahmat ke sebuah daerah di Surabaya yang kemudian disebut dengan Ampeldenta. Rombongan itu melalui desa Krian, Wonokromo terus memasuki Kembangkuning. Selama dalam perjalanan beliau juga berdakwah kepada penduduk setempat yang dilaluinya. Dakwah yang pertama kali dilakukannya cukup unik. Beliau membuat kerajinan berbentuk kipas yang terbuat dari akar tumbuh-tumbuhan tertentu dan anyaman rotan. Kipas-kipas ini dibagikan kepada penduduk setempat secara gratis. Para penduduk hanya cukup menukarkannya dengan kalimah syahadat.
Penduduk yang menerima kipas itu merasa sangat senang. Terlebih setelah mereka mengetahui kipas itu bukan sembarang kipas, akar yang dianyam bersama rotan itu ternyata berdaya penyembuh bagi mereka yang terkena penyakit batuk dan demam. Dengan cara itu semakin banyak orang yang berdatangan kepada Raden Rahmat. Pada saat demikianlah ia memperkenalkan keindahan agama Islam sesuai tingkat pemahaman mereka.

Cara itu terus dilakukan sehingga rombongan memasuki desa kembang kuning. Pada saat itu kawasan desa kembang kuning belum seluas sekarang ini. Disana sini masih banyak hutan dan digenangi air atau rawa-rawa. Dengan karomahnya Raden Rahmat bersama rombongan membuka hutan dan mendirikan tempat sembahyang sederhana atau langgar. Tempat sembahyang itu sekarang dirubah menjadi mesjid yang cukup besar dan bagus dinamakan sesuai dengan nama Raden Rahmat yaitu Mesjid Rahmat Kembang Kuning.
Ditempat itu pula Raden Rahmat bertemu dan berkenalan dengan dua tokoh masyarakat yaitu Ki Wiryo Sarojo dan Ki Bang Kuning. Kedua tokoh masyarakat itu bersama keluarganya masuk Islam dan menjadi pengikut Raden Rahmat.
Dengan adanya kedua tokoh masyarakat itu maka semakin mudah bagi Raden Rahmat untuk mengadakan pendekatan kepada masyarakat sekitarnya. Terutama kepada masyarakat yang masih memegang teguh adat kepercayaan lama. Beliau tidak langsung melarang mereka, melainkan memberikan pengertian sedikit demi sedikit tentang pentingnya ajaran ketauhidan. Jika mereka sudah mengenal tauhid atau keimanan kepada Tuhan Pencipta Alam, maka secara otomatis mereka akan meninggalkan sendiri kepecayaan lama yang bertentangan dengan ajaran Islam. Setelah sampai ditempat tujuan, pertama kali yang dilakukannya adalah membangun mesjid sebagai pusat kegiatan ibadah. Ini meneladani apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW saat pertama kali sampai di Madinah. Dan karena menetap di desa Ampeldenta, menjadi penguasa daerah tersebut maka kemudian beliau dikenal sebagai Sunan Ampel. Sunan berasal dari kata Susuhunan yang artinya yang dijunjung tinggi atau panutan masyarakat setempat. Ada juga yang mengatakan Sunan berasal dari kata Suhu Nan artinya Guru Besar atau orang yang berilmu tinggi. Selanjutnya beliau mendirikan pesantren tempat mendidik putra bangsawan dan pangeran Majapahit serta siapa saja yang mau datang berguru kepada beliau.

        Ajarannya yang terkenal
Hasil didikan mereka yang terkenal adalah falsafah Moh Limo atau tidak mau melakukan lima
hal tercela yaitu :
                     1.       Moh Main atau tidak mau berjudi
                     2.       Moh Ngombe atau tidak mau minum arak atau bermabuk-mabukan
                     3.       Moh Maling atau tidak mau mencuri
                     4.       Moh Madat atau tidak mau mengisap candu, ganja dan lain-lain.
                     5.       Moh Madon atau tidak mau berzinah/main perempuan yang bukan isterinya.
Prabu Brawijaya sangat senang atas hasil didikan Raden Rahmat. Raja menganggap agama
Islam itu adalah ajaran budi pekerti yang mulia, maka ketika Raden Rahmat kemudian
mengumumkan ajarannya adalah agama Islam maka Prabu Brawijaya tidak marah, hanya saja
ketika dia diajak untuk memeluk agama Islam ia tidak mau. Ia ingin menjadi raja Budha yang
terakhir di Majapahit.
Raden Rahmat diperbolehkan menyiarkan agama Islam di wilayah Surabaya bahkan diseluruh
wilayah Majapahit, dengan catatan bahwa rakyat tidak boleh dipaksa, Raden Rahmat pun
memberi penjelasan bahwa tidak ada paksaan dalam beragama.

Sesepuh Wali Songo 


Setelah Syekh Maulana Malik Ibrahim wafat, maka Sunan Ampel diangkat sebagai sesepuh Wali Songo, sebagai Mufti atau pemimpin agama Islam se-Tanah Jawa. Beberapa murid dan putera Sunan Ampel sendiri menjadi anggota Wali Songo, mereka adalah Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajad, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kota atau Raden Patah, Sunan Kudus dan Sunan Gunung Jati.

Raden Patah atau Sunan Kota memang pernah menjadi anggota Wali Songo menggantikan kedudukan salah seorang wali yang meninggal dunia. Dengan diangkatnya Sunan Ampel sebagai sesepuh maka para wali lain tunduk patuh kepada kata-katanya. Termasuk fatwa beliau dalam memutuskan peperangan dengan pihak Majapahit.

Para wali yang lebih muda menginginkan agar tahta Majapahit direbut dalam tempo secepat-cepatnya. Tetapi Sunan Ampel berpendapat bahwa masalah tahta Majapahit tidak perlu diserang secara langsung, karena kerajaan besar itu sesungguhnya sudah keropos dari dalam, tak usah diserang oleh Demak Bintoro sebenarnya Majapahit akan segera runtuh. Para wali yang lebih muda menganggap Sunan Ampel terlalu lamban dalam memberikan nasehat kepada Raden Patah.

“Mengapa Ramanda berpendapat demikian?” tanya Raden Patah yang juga adalah menantunya sendiri. “Krena aku tidak ingin di kemudian hari ada orang menuduh Raja Demak Bintoro yang masih putera Raja Majapahit Prabu Kertabumi telah berlaku durhaka, yaitu berani menyerang ayahandanya sendiri”. Jawab Sunan Ampel dengan tenang.

“Lalu apa yang harus saya lakukan?”

“Kau harus sabar menunggu sembari menyusun kekuatan”, ujar Sunan Ampel. “Tak lama lagi Majapahit akan runtuh dari dalam, diserang Adipati lain. Pada saat itulah kau berhak merebut hak warismu selaku putera Prabu Kertabumi”.

“Majapahit diserang adipati lain? Apakah saya tidak berkwajiban membelanya?”

“Inilah ketentuan Tuhan”,sahut Sunan Ampel. Waktu kejadiannya masih dirahasiakan. Aku sendiri tidak tahu persis kapankah persitiwa itu akan berlangsung. Yang jelas bukan kau adipati yang menyerang Majapahit itu. Sunan Ampel adalah penasehat Politik Demak Bintoro sekaligus merangkap Pemimpin Wali Songo atau Mufti Agama se-Tanah Jawa. Maka fatwa nya dipatuhi semua orang.

Kekhawatiran Sunan Ampel pun terbukti. Dikemudian hari ternyata orang-orang pembenci Islam memutar balikkan fakta sejarah, mereka menuliskan bahwa Majapahit jatuh diserang oleh kerajaan Demak Bintoro yang rajanya adalah putera raja Majaphit sendiri. Dengan demikian Raden Patah dianggap sebagai anak durhaka. Ini dapat anda lihat didalam serat darmo gandul maupun sejarah yang ditulis sarjana kristen pembenci Islam.

Raden Patah dan para wali lainnya akhirnya tunduk patuh pada fatwa Sunan Ampel. Tibalah saatnya Sunan Ampel Wafat pada tahun 1478 M. Sunan Kalijaga diangkat sebagai penasehat bagian politik Demak, Sunan Giri diangkat sebagai pengganti Sunan Ampel sebagai Mufti, pemimpin para wali dan pemimpn agama se-Tanah Jawa.setelah Sunan Giri diangkat sebagai Mufti sikapnya terhadap Majapahit sekarang berubah. Ia mneyetujui aliran tuban untuk memberi fatwa kepada Raden Patah agar menyerang Majapahit.

Mengapa Sunan Giri bersikap demikian?

Karena pada tahun 1478 kerjaan Majapahit diserang oleh Prabu Rana Wijaya atau Girindrawardhana dari kadipaten kediri atau keling. Dengan demikian sudah tepatlah jika Sunan Giri meneyetujui penyerangan Demak atas Majapahit. Sebab pewaris sah tahta kerajaan Majapahit adalah Raden Patah selaku putera Raja Majapahit yang terakhir.

Demak kemudian bersiap-siap menyusun kekuatan. Namun belum lagi serangan dilancarkan. Prabu Wijaya keburu tewas diserang oleh Prabu Udara pada tahun 1498.

Pada tahun 1512, Prabu Udara selaku Raja Majapahit merasa terancam kedudukannya karena melihat kedudukan Demak yang didukung Giri Kedaton semakin kuat dan mapan. Prabu udara kuatir jika terjadi peperangan akan menderita kekalahan, maka dia minta bekerjasama dan minta bantuan Portugis di Malaka. Padahal putera mahkota Demak yaitu Pati Unus pada tahun1511 telah menyerang Protugis.

Sejarah telah mencatat bahwa Prabu Udara telah mengirim utusan ke Malaka untu menemui Alfinso d’Albuquerque untuk menyerahkan hadiah berupa 20 genta (ggamelan), sepotong kain panjang bernama “Beirami” tenunan kambayat, 13 batang lembing yang ujungnya berbesi dan sebagainya. Maka tidak salah jika pada tahun 1517 Demak menyerang Prabu Udara yang merampas tahta majapahit secara sah. Dengan demikian jatuhlah Majapahit ke tangan Demak. Seandainya Demak tidak segera menyerang Majapahit tentunya bangsa Portugis akan menjajah Tanah Jawa jauh lebih cepat daripada Bangsa Belanda. Setelah Majapahit jatuh pusaka kerajaan diboyong ke Demak Bintoro. Termasuk mahkota rajanya. Raden Patah diangkat sebagai raja Demak yang pertama.

Sunan Ampel juga turut membantu mendirikan Mesjid Agung Demak yang didirikan pada tahun 1477 M. Salah satu diantara empat tiang utama mesjid Demak hingga sekarang masih diberi nama sesuai dengan yang membuatnya yaitu Sunan Ampel.

Beliau pula yang pertama kali menciptakan huruf pegon atau tulisan arab berbunyi bahasa Jawa. Dengan huruf pegin ini beliau dapat menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada para muridnya. Hingga sekarang huruf pegon tetap diapaki sebagai bahan pelajaran agama Islam dikalangan pesantren.

        Penyelamat Aqidah

Sikap Sunan Ampel terhadap adat istiadat lama sangat hati-hati, hal ini didukung pleh Sunan Giri dan Sunan Drajad. Seperti yang pernah tersebut dalam permusyawaratan para wali di mesjid Agung Demak. Pada waktu itu Sunan Kalijaga Mengusulkan agar adat istiadat Jawa seperti selamatan, bersaji, kesenian wayang dan gamelan dimasuki rasa keislaman. Mendengar pendapat Sunan Kalijaga tersebut bertanyalah Sunan Ampel. “Apakah tidak mengkhawatirkan dikemudian hari bahwa adat istiadat dan upacara lama itu nanti dianggap sebagai ajaran yang berasal dari agama Islam, jika hal ini dibiarkan nantinya akan menjadi bid’ah?”

Dalam musyawarah itu Sunan Kudus menjawab pertanyaan Sunan Ampel, “Saya setuju dengan pendapat Sunan Kalijaga, bahwa adat istiadat lama yang masih bisa diarahkan kepada ajaran Tauhid kita akan memberinya warna Islami. Sedang adat dan kepercayaan lama yang jelas-jelas menjurus kearah kemusyrikan kita tinggal sama sekali. Sebagai misal, gamelan dan wayang kulit kita bisa memberinya warna Islam sesuai dengan selera masyarakat. Adapun tentang kekhawatiran kanjeng Sunan Ampel, saya mempunyai keyakinan bahwa dibelakang hari akan ada orang yang menyempurnakannya.

Adanya dua pendapat yang seakan bertentangan tersebut sebenarnya mengandung hikmah. Pendapat Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus ada benarnya yaitu agar agama Islam cepat diterima oleh orang jawa, dan hal ini terbukti, dikarekan dua wali tersebut pandai mengawinkan adat istiadat lama yang dapat ditolerir Islam maka penduduk jawa banyak yang berbondong-bondong masuk agama Islam.

Sebaliknya, adanya pendapat Sunan Ampel yang menginginkan Islam harus disiarkan dengan murni dan konsekuen juga mengandung hikmah kebenaran yang hakiki, sehingga membuat umat semakin berhati-hati menjalankan syariat agama secara benar dan bersih dari segala macam bid’ah. Inilah jasa Sunan Ampel yang sangat besar, dengan peringatan inilah beliau telah menyelamatkan aqidah umat agar tidak tergelincir kelembah kemusyrikan.
Sunan Ampel wafat pada tahun 1478 M, beliau dimakamkan di sebelah Barat Mesjid Ampel.
     
    Murid-murid Sunan Ampel

Sebagaimana disebutkan dimuka murid-murid Sunan Ampel itu banyak sekali, baik dari kalangan bangsawan dan para pangeran Majapahit maupun dari kalangan rakyat jelata. Bahkan beberapa anggota Wali Songo adalah murid-murid beliau sendiri.

Kali ini kita tampilkan kisah dua orang murid Sunan Ampel yang makamnya tak jauh dari lokasi Sunan Ampel dimakamkan yaitu :

Kisah Mbah Soleh

Mbah Soleh adalah salah satu dari sekian banyak murid Sunan Ampel yang mempunyai karomah atau keistimewaan luar biasa.

Adalah sebuah keajaiban yang tak ada duanya, ada seorang manusia dikubur hingga sembilan kali. Ini bukan cerita buatan melainkan ada buktinya. Disebelah timur mesjid Agung Sunan Ampel ada sembilan kuburan. Itu bukan kuburan sembilan orang tapi hanya kuburan satu orang yaitu murid Sunan Ampel yang bernama Mbah Soleh.

Kisahnya demikian, Mbah Soleh adalah seorang tukang sapu mesjid Ampel dimasa hidupnya Sunan Ampel. Apabila menyapu lantai sangatlah bersih sekali sehingga orang yang sujud di mesjid tanpa sajadah tidak merasa ada debunya.

Ketika Mbah Soleh wafat beliau dikubur didepan mesjid. Ternyata tidak ada santri yang sanggup mengerjakan pekerjaan Mbah Soleh yaitu menyapu lantai mesjid dengan bersih sekali. Maka sejak ditinggal Mbah Soleh mesjid itu lantainya menjadi kotor. Kemudian terucaplah kata-kata Sunan Ampel, bila Mbah Soleh masih hidup tentulah mesjid ini menjadi bersih.

Mendadak Mbah Soleh ada dipengimaman mesjid sedang menyapu lantai. Seluruh lantaipun sekarang menjadi bersih lagi. Orang-orang pada terheran melihat Mbah Soleh hidup lagi.

Beberapa bulan kemudian Mbah Soleh wafat lagi dan dikubur disamping kuburannya yang dulu. Mesjid menjadi kotor lagi, lalu terucaplah kata-kata Sunan Ampel seperti dulu. Mbah Soleh pun hidup lagi. Hal ini berlangsung beberapa kali sehingga kuburannya ada delapan. Pada saat kuburan Mbah Soleh ada delapan Sunan Ampel meninggalkan dunia. Beberapa bulan kemudian Mbah Soleh meninggal dunia sehingga kuburan Mbah Soleh ada sembilan. Kuburan yang terakhir berada di ujung sebelah timur.

kisah wali songo


Kisah Mbah Sonhaji

Mbah Sonhaji sering disebut Mbah Bolong. Apa pasalnya? Ini bukan gelar kosong atau sekedar olok-olokan. Beliau adalah salah seorang murid Sunan Ampel yang mempunyai karomah luar biasa.

Kisahnya demikian, pada waktu pembangunan mesjid Agung Ampel Mbah Sonhaji lah yang ditugasi mengatur tata letak pengimamannya. Mbah Sonhaji bekerja dengan tekun dan penuh perhitungan, jangan sampai letak pengimaman mesjid tidak menghadap arah kiblat. Tapi setelah pembangunan pengimaman itu jadi banyak  orang yang meragukan keakuratannya.

Apa betul letak pengimaman mesjid ini sudah menghadap ke kiblat? Demikian tanya orang meragukan pekerjaan Mbah Sonhaji.

Mbah Sonhaji tidak menjawab, melainkan melubangi dinding pengimaman sebelah barat lalu berkata, lihatlah kedalam lubang ini, kalian akan tahu apakah pengimaman ini sudah menghadap kiblat atau belum?.

Orang-orang itu segera melihat kedalam lubang yang dibuat oleh Mbah Sonhaji. Ternyata didalam lubang itu mereka dapat melihat Ka’bah yang berada di Mekah. Orang-orang ada melongo, terkejut, kagum dan akhirnya tak berani meremehkan Mbah Sonhaji lagi. Dan sejak itu mereka bersikap hormat kepada Mbah Sonhaji dan mereka memberinya julukan Mbah Bolong
kisah wali songo


salah satu peninggalan dari sunan ampel yang masih kokoh berdiri hingga sekarang ialah masjid agung sunan ampel.
kisah wali songo

sekian artikel ini kami expose mudah mudahan dapat bermanfaat, dan menambah ilmu apalagi bagi anda yang hobby berziarah jangan lupa untuk mengunjungi makam dari sunan ampel.
terimakasih atas kunjungannya.

0 komentar:

Posting Komentar